TIMES BAJAWA, MAKKAH – Biyanto (62 tahun), jemaah haji Indonesia duduk termangu di Bandara Jeddah, menantikan penerbangan pulang setelah menyelesaikan ibadah haji yang mengubah hidupnya. Meski awalnya siap secara fisik, ia tidak terhindar dari ujian ketika sakit serius melanda di Tanah Suci, memaksanya dirawat di rumah sakit selama seminggu karena sesak napas yang tiba-tiba muncul.
"Saya sempat masuk Rumah Sakit selama seminggu karena sesak napas," ujarnya dengan nada rendah, mengingat kembali perjuangannya pada Jumat (28/6/2024).
Namun, Biyanto tidak menyerah pada kesulitan. Ia menjelaskan pentingnya istitaah kesehatan untuk semua jemaah haji, mengatakan, "Kita harus siap secara fisik dan mental untuk menjalani ibadah ini dengan baik."
"Ibadah haji adalah perjalanan spiritual yang berat, dan kesehatan fisik sangatlah penting. Jika tidak siap, lebih baik menunggu saat kondisi lebih baik," tambahnya dengan bijak.
Meskipun menghadapi bahasa yang berbeda di rumah sakit, Biyanto mengapresiasi pelayanan yang ia terima. "Petugas di sana luar biasa, selalu sigap membantu meski kami menghadapi kendala komunikasi," katanya sambil tersenyum.
Di tengah kerinduannya pada keluarga di Samarinda, Biyanto merenung, "Saya sangat ingin segera pulang, bertemu anak-anak dan keluarga."
"Pesan saya untuk mereka yang akan menunaikan ibadah haji: persiapkan diri dengan baik, baik fisik maupun mental. Kesehatan adalah kunci utama untuk mengarungi perjalanan ini dengan sukses," pesannya penuh semangat.
Kisah perjuangan Biyanto mengajarkan kita tentang kekuatan dalam kesulitan, pentingnya kesehatan, dan bagaimana cinta pada keluarga dapat menjadi pendorong utama dalam menjalani ibadah suci yang penuh makna. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Cerita Inspiratif Biyanto, Perjalanan dari Sakit Menuju Sehat Saat Ibadah Haji
Pewarta | : Imadudin Muhammad |
Editor | : Imadudin Muhammad |