TIMES BAJAWA, PACITAN – Hari Pustakawan Indonesia ke-52 rupanya dimanfaatkan betul oleh Perpustakaan Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan.
Bertepatan Senin (7/7/2025), perpustakaan di lingkungan pesantren ini menggelar seleksi calon pengurus baru dengan semangat baru pula: menyiapkan tim yang tak cuma paham urusan rak buku, tapi juga piawai mengelola literasi digital.
Seleksi kali ini diikuti enam mahasantri dari semester 1 hingga 5. Mereka bersaing untuk menjadi bagian pengurus perpustakaan yang diharapkan membawa warna baru dalam layanan literasi, utamanya memanfaatkan teknologi.
Tantangan Berbeda
Kepala Bagian Perpustakaan Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan, Alis Maulana, menegaskan tantangan pengurus perpustakaan sekarang jauh berbeda dibanding dulu.
Tidak cukup hanya teliti saat mencatat peminjaman buku atau merapikan koleksi. Menurutnya, pengurus zaman sekarang harus melek digital agar perpustakaan tetap relevan dengan kebutuhan pembaca.
“Pengurus perpustakaan dituntut untuk bisa mengoperasikan beberapa aplikasi yang ada hubungannya dengan perpustakaan digital dan juga media-media yang dikembangkan untuk literasi digital,” kata Alis.
Alis menambahkan, perpustakaan yang dikelola baik akan jadi denyut literasi kampus, apalagi jika sudah masuk ke ranah digital. Karena itu, dia berharap pengurus yang lolos seleksi nanti bisa bekerja sama secara solid dan penuh tanggung jawab.
Targetnya sederhana tapi penting: menggerakkan perubahan agar perpustakaan Ma’had Aly tak hanya sekadar tempat meminjam buku, tetapi juga pusat belajar literasi digital.
“Pengurus yang nanti lolos diterima diharapkan mampu bekerja dengan solid dan penuh tanggung jawab sehingga mampu menggerakkan roda perubahan bagi perpustakaan Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan dalam dunia literasi, khususnya literasi pada perpustakaan digital,” lanjutnya.
Seleksi hari itu dimulai dengan pengenalan program kerja dan simulasi penggunaan perangkat digital sederhana yang berkaitan dengan katalog maupun layanan informasi online. Setelah itu, peserta akan melewati tahap wawancara untuk menggali minat dan komitmen mereka.
Para mahasantri terlihat antusias. Selain sebagai pengalaman organisasi, mereka menganggap jadi pengurus perpustakaan membuka kesempatan belajar hal baru yang mungkin tak mereka dapat di kelas. Bagi perpustakaan sendiri, regenerasi ini penting agar roda layanan terus berputar dengan ide-ide segar.
Momentum Menata Komitmen
Momentum Hari Pustakawan Indonesia ini pun dirasa pas. Bagi Ma’had Aly, ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan waktu tepat untuk menata ulang komitmen memajukan literasi di lingkungan pesantren.
Apalagi ke depan, tantangan literasi bukan cuma soal rajin membaca buku cetak, tapi juga cakap memanfaatkan sumber digital yang kian melimpah.
Saat ini, jumlah koleksi kitab maupun buku di Perpustakaan Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan 1.560, dengan rincian Fiqh, Ushul Fiqh, Akhlak, Shirah Nabawiyah, Tafsir wa Ulumuhu, Tarikh Islam, Balaghah/Bahasa, Tasawuf, Hadist wa Ulumuhu, Teologi dan Undang-undang.
Lalu, Pengetahuan Umum, Riset Ilmiah, Akidah Islam, Pengetahuan Agama, Ekonomi dan Bisnis, Filsafat, Psikologi dan Gender, Bahasa dan Sastra, Integrasi Islam dan Sains, Manajemen, Hukum, Tehnik, Sosial dan Politik, MIPA, Pendidikan dan Pembelajaran.
"Itu semua untuk menunjang kebutuhan perkuliahan dan penelitian mahasantri sesuai takhassus Fiqh wa Ushuluhu," jelasnya.
Dengan proses seleksi yang lebih ketat dan menekankan penguasaan teknologi, Alis optimistis akan lahir pengurus perpustakaan yang siap membawa Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan selangkah lebih maju dalam ekosistem literasi digital. “Semoga ini jadi awal yang baik,” tutupnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Hari Pustakawan, Momentum Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan Cetak Pustakawan Melek Digital
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |