TIMES BAJAWA, JAKARTA – Suasana auditorium Universitas Az-Zaitunah mendadak semarak, Rabu (26/11/2025) waktu setempat. Puluhan mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di kota suci Kairouan Tunisia menggelar Hari Mahasiswa Indonesia (Indonesian Day).
Acara ini digelar atas kolaborasi mahasiswa Indonesia di bawah naungan Perhimpunan Pelajar Indonesia Tunisia melalui BPC Kairouan, pihak kampus, serta Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tunisia. Sejak pagi hingga menjelang siang, rangkaian acara berlangsung tertib, meriah, dan disambut hangat oleh sivitas akademika.
Tahun ini, Indonesian Day mengusung tema 'Menghidupkan Spirit Nusantara di Tanah Afrika Utara'.
Tema tersebut merefleksikan peran mahasiswa Indonesia sebagai duta budaya, sekaligus jembatan persahabatan antara dua bangsa. Antusiasme mahasiswa lokal yang memadati auditorium menjadi bukti kuat bahwa hubungan intelektual dan kebudayaan Indonesia–Tunisia terus tumbuh.
Sejumlah tokoh penting turut hadir dalam kegiatan ini. Di antaranya Duta Besar RI untuk Tunisia beserta jajaran, Dekan Fakultas Al-‘Ulum Al-Islamiyah, Gubernur Kairouan, Imam Besar Masjid Agung ‘Uqbah bin Nafi’, para dosen kampus, serta para pengurus kemahasiswaan. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan nyata terhadap kiprah mahasiswa Indonesia di luar negeri.
Penanggung jawab kegiatan, Ustadz Buḥāḥa yang juga dosen Universitas Az-Zaitunah, menyebut Indonesian Day sebagai momentum istimewa yang selalu dinanti. Menurutnya, acara ini bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan ruang perjumpaan dua bangsa dalam satu panggung ilmu, persaudaraan, dan budaya.
“Mahasiswa Indonesia di Kairouan tidak hanya hadir sebagai penuntut ilmu, tetapi juga sebagai agen yang memperkuat relasi budaya dan diplomasi Indonesia di Tunisia,” ujar Ustadz Buḥāḥa.
Ia juga mengapresiasi peran besar KBRI yang secara konsisten memberi dukungan terhadap berbagai kegiatan mahasiswa.
Sementara itu, Mudīr atau Direktur Universitas Az-Zaitunah dalam sambutannya mengungkapkan perkembangan signifikan jumlah mahasiswa Indonesia di kampus tersebut. Jika pada awalnya hanya ada lima mahasiswa asal Indonesia, kini jumlahnya telah meningkat menjadi 66 orang.
“Ini adalah kebahagiaan besar bagi universitas kami. Mahasiswa Indonesia dikenal berakhlak baik, disiplin, dan membawa keberkahan bagi lingkungan kampus,” tuturnya.
Pihak kampus, lanjut dia, berkomitmen terus memberikan perhatian serta layanan pendidikan terbaik sebagai wujud kerja sama akademik yang erat.
Puncak acara ditandai dengan sambutan Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia. Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan secara singkat buku karyanya berjudul “Indonesia wa Tunis Aṣḥāb” yang mengulas hubungan historis kedua negara.
Dubes mengajak seluruh hadirin mengenang persahabatan panjang Indonesia dan Tunisia. Ia menyinggung kunjungan seorang tokoh nasional Tunisia ke Indonesia pada 1951 atas undangan Presiden Republik Indonesia dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Tunisia. Indonesia pun tercatat sebagai negara pertama yang mengakui kedaulatan Tunisia.
“Indonesia dan Tunisia disatukan oleh nilai iman, kemanusiaan, toleransi, dan persahabatan. Mahasiswa Indonesia di sini adalah calon pemimpin masa depan yang memikul tanggung jawab besar untuk menjaga akhlak, persatuan, dan semangat belajar,” pesannya.
Tampilkan Budaya Nusantara
Dalam rangkaian Indonesian Day, mahasiswa menampilkan beragam seni tradisional Nusantara. Mulai dari hadrah dan sholawat, tari payung, pencak silat, hingga peragaan busana adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Penampilan-penampilan tersebut sukses memukau para undangan dan mahasiswa Tunisia yang memenuhi auditorium.
Banyak peserta mengaku terkesan bisa menyaksikan langsung keragaman budaya Indonesia yang begitu kaya dan autentik. Meski baru memasuki tahun kedua pelaksanaan, Indonesian Day dinilai telah menjadi agenda budaya yang dinanti di lingkungan Universitas Az-Zaitunah.
Sementara itu, Ketua pelaksana Indonesian Day, Daffa Maulid Nugroho, mengungkapkan bahwa kegiatan ini digelar di tengah padatnya aktivitas akademik mahasiswa, mulai dari perkuliahan hingga ujian. Dengan persiapan yang relatif singkat, panitia tetap berusaha maksimal agar acara berjalan lancar.
“Kami mohon maaf jika masih ada kekurangan. Terima kasih kepada KBRI atas dukungan moral dan finansial, serta kepada pihak kampus yang selalu memberi perhatian besar. Semoga Indonesian Day tahun depan bisa lebih meriah,” ujarnya.
Acara ditutup dengan ramah tamah dan jamuan kuliner khas Indonesia. Aneka hidangan disajikan, mulai dari nasi kuning, nasi goreng, sate dengan saus kacang, rendang, bakso, hingga mi instan khas Indonesia. Duta Besar RI bahkan turun langsung membagikan makanan kepada para tamu.
Para dosen dan mahasiswa Tunisia tampak antusias mencicipi sajian Nusantara. Mereka memuji cita rasa serta keanekaragaman kuliner Indonesia yang dinilai unik dan lezat. Suasana keakraban pun terasa hingga akhir acara.
Indonesian Day 2025 di Kairouan bukan sekadar perayaan mahasiswa. Lebih dari itu, kegiatan ini menegaskan peran mahasiswa Indonesia sebagai duta budaya sekaligus penguat diplomasi persahabatan Indonesia–Tunisia di panggung internasional. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Indonesian Day 2025, Cara Mahasiswa RI Perkuat Diplomasi Budaya dari Tunisia
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |