https://bajawa.times.co.id/
Berita

Universitas Muhammadiyah Jember Gelar Jurnalisme and Media Sosial Workshop

Jumat, 24 Mei 2024 - 14:12
Membangun Identitas Lembaga di Era Digital Melalui Media Sosial Kukuh Pribadi, dosen ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Jember saat memberikan materi manajemen pengelolaan media sosial dalam acara Jurnalisme and Media Workshop , di Universitas Muhammadiyah Jember, Rabu (23/5/2024). (foto: Wahyu Nurdiyanto/T

TIMES BAJAWA, JEMBER – Media sosial bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga aset berharga untuk membangun citra dan identitas lembaga di era digital.

Hal ini menjadi garis besar yang disampaikan narasumber dalam acara Jurnalisme and Media Workshop bertema Social Media Handling dan Citizen Jounalism, di Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember), Rabu (23/5/2024).

Acara ini menghadirkan tiga narasumber ahli di bidangnya, Andi Saputra, pemimpin redaksi tadatodays.com; Kukuh Pribadi, dosen ilmu komunikasi UM Jember; dan Wahyu Nurdiyanto, wakil Pemimpin Redaksi TIMES Indonesia. Adapun peserta adalah kepala sekolah atau guru sekolah di lingkungan Muhammadiyah Cabang Jember, mahasiswa, dan pengurus cabang dan ranting Muhammadiyah di Jember.

Baik Kukuh Pribadi maupun Andi Saputra menekankan pentingnya mengelola media sosial bagi lembaga. 

Andi melihat media sosial sebagai aset berharga yang harus dijaga karena bisa menjadi cara ampuh membangun citra dan identitas lembaga di era digital.

 "Media sosial adalah aset. Tidak boleh digarap seadanya, harus serius karena aset ini bisa menentukan kelanjutan usaha atau lembaga Anda," jelas Andi.

Andi menambahkan, media sosial adalah cerminan identitas lembaga. Oleh karena itu, konten yang dibagikan harus mencerminkan nilai-nilai dan visi misi lembaga. 

"Konten media sosial harus konsisten dengan citra yang ingin dibangun oleh lembaga," ujar Andi.

Wahyu juga menekankan pentingnya membangun jejak digital yang positif bagi lembaga. Salah satu caranya adalah dengan mengelola media sosial dengan baik. 

"Media sosial adalah alat yang ampuh untuk membangun reputasi. Gunakan media sosial dengan bijak untuk menanam jejak digital yang positif bagi lembaga Anda," ujar Wahyu.

Kukuh menekankan pada pentingnya pengelolaan media sosial yang baik. Menurutnya, masih banyak lembaga yang tidak serius menggarap media sosial. Padahal, di era digital, media sesial menjadi jendela informasi pertama masyarakat untuk mendapatkan informasi dari sebuah lembaga.

 "Semua orang mengakses media sosial untuk mencari informasi. Jika lembaga Anda tidak memiliki media sosial yang baik, publik akan melewatkan Anda," jelas Kukuh.

Tips Jitu Mengelola Media Sosial Lembaga

Kukuh juga membagikan tips jitu dalam mengelola media sosial lembaga. Menurutnya, hal pertama adalah menentukan tujuan yang jelas: Apa yang ingin dicapai dengan media sosial? Apakah untuk meningkatkan brand awareness, menarik calon mahasiswa atau siswa baru, atau membangun hubungan dengan alumni?

Selain itu, lembaga harus bisa membuat konten yang menarik dan informatif: Konten yang dibagikan harus relevan dengan target audience dan sesuai dengan identitas lembaga. Gunakan berbagai format konten, seperti teks, gambar, video, dan infografis.

"Berinteraksi dengan audiens: Bangun komunikasi dua arah dengan audience. Jawab komentar dan pertanyaan dengan cepat dan sopan. Lakukan live streaming atau mengadakan kuis untuk meningkatkan engagement," ucapnya.

Kukuh menyarankan penggunaan tools dan analytics: Manfaatkan berbagai tools dan analytics yang tersedia untuk mengukur performa media sosial. Data ini dapat digunakan untuk menyusun strategi yang lebih efektif.

"Konsisten: Kunci utama dalam mengelola media sosial adalah konsistensi. Pastikan untuk selalu update konten dan berinteraksi dengan audience secara berkala. Dan jangan lupa membentuk tim secara khusus agar pengelolaan media lebih optimal," ucapnya.

Menulis Berita dan Reporter Warga

Wahyu Nurdiyanto, editor TIMES Indonesia, memberikan tips mengenai cara menulis berita dan opini yang menarik. 
Menurutnya, berita yang baik harus informatif, akurat, dan objektif. Sedangkan opini yang baik harus logis, argumentatif, dan mudah dipahami.

Selain itu, Wahyu juga memberikan pemahaman mengenai perbedaan media arus utama dan reporter warga sekaligus rambu-rambu terkait hal tersebut.

Hal ini diberikan agar warga yang mewartakan melalui media sosial  tidak terjebak pada kasus hukum karena postingannya bermasalah, salah atau melanggar hukum formal.

"Kalau media atau jurnalis akan memverifikasi fakta ke pihak terkait. Semisal ada kecelakaan, wartawan akan kofirmasi ke polisi. Sedangkan warga (pelaku jurnalisme warga) belum tentu bisa," ucapnya.

Verifikasi data menjadi penting dan menjadi pembeda utama antara jurnalisme warga dan jurnalisme media arus utama.

"Anda mungkin bisa mengambil data dari laporan warga di medsos dan mengunggahnya menjadi informasi baru. Yang menjadi problem jika informasi itu salah atau palsu. Anda bisa kena jerat hukum karena dianggap bikin informasi palsu atau salah," ucapnya.

Seminar ini diharapkan dapat membantu lembaga-lembaga di bawah Muhammadiyah di Jember untuk memanfaatkan media sosial secara efektif dalam membangun brand dan meningkatkan citra di mata publik. (*)

Pewarta : M Abdul Basid (MG)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bajawa just now

Welcome to TIMES Bajawa

TIMES Bajawa is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.