TIMES BAJAWA – Libur lebaran 2025 atau Idul Fitri 1446 H tidak hanya dimanfaatkan untuk mendaki ke Gunung Ijen. Tetapi wisatawan juga menikmati sejuknya mandi di Teduh Glamping Bondowoso.
Wisata Teduh Glamping berlokasi di Desa/Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Teduh Glamping menjadi salah satu destinasi wisata alam yang menekankan pada konservasi alam.
Air sendang Teduh Glamping langsung dari sumber mata air pegunungan. Berbagai pohon dan bambu di sekitar yang dibiarkan tumbuh subur seperti sejak awal.
Terdapat kamar-kamar mini seperti tenda yang menghadap ke aliran sungai. Berbagai kuliner khas pedesaan disuguhkan bagi pengunjung.
Pengunjung juga bisa menikmati kopi Arabika dan Robusta produk petani kopi di lereng Ijen-Raung.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sumber Wringin, Hendri menjelaskan, kunjungan wisatawan ke tempat tersebut meningkat hingga 100 persen.
Menurutnya, kunjungan per hari mencapai sekitar 300 orang. Jumlah ini jauh dibandingkan hari-hari bisa.
Dia juga mengungkapkan, pengunjung rata-rata warga yang pulang bersilaturahmi ke rumah sanak saudara. Kemudian berwisata ke Teduh Glamping untuk menghilangkan rasa penat.
Bahkan pengunjung tidak hanya dari Bondowoso tetapi juga dari luar kota. “Mungkin lagi ke rumah saudaranya terus mampir atau saudaranya yang bawa ke Teduh Glamping," jelas dia.
Menurut Hendri, para pengunjung yang datang tak hanya berswafoto di lokasi-lokasi yang instagramable itu. Tetapi mereka langsung mandi di sendang.
Mereka memang ingin menikmati kesegaran air yang bersumber langsung dari mata air. Atau pun memang mengetahui cerita masyarakat di sini yang percaya bahwa yang mandi di Sendang ini akan awet muda.
"Seperti dulu pernah saya sampaikan, cerita turun temurun di lingkungan sekitar bahwa dahulu pernah, Damar Wulan mandi di sumber air tersebut," paparnya.
Meskipun kunjungan meningkat saat libur lebaran signifikan, pihaknya tidak menaikkan harga tiket masuk atau tetap Rp 5.000 per orang. "Tanpa bayar parkir, dan untuk anak-anak kita gratiskan," imbuhnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |